Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terus mengalami penurunan pada semester pertama tahun 2024. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah melemahnya daya beli masyarakat. Menurut Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, penurunan penjualan rokok menjadi penyebab utama turunnya kinerja perusahaan ini. “Tren kenaikan cukai rokok juga turut menyebabkan penurunan penjualan rokok,” jelas Nafan , Rabu (31/7).
Selain itu, Nafan mencatat bahwa semakin banyak masyarakat yang mulai menerapkan pola hidup sehat, yang berimbas pada berkurangnya konsumsi rokok. Hal ini juga menjadi faktor yang menyebabkan penurunan penjualan rokok GGRM. “Masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya kesehatan, sehingga mereka mulai mengurangi atau bahkan berhenti merokok,” tambahnya.
Baca juga: Pasar Kripto Melemah: Penantian Kebijakan Bank Sentral Membuat Investor Gelisah
Diversifikasi Bisnis sebagai Strategi Utama
Meskipun kinerja di semester pertama 2024 mengalami penurunan, GGRM tidak tinggal diam. Perusahaan ini kini tengah fokus melakukan diversifikasi bisnis. Salah satu langkah yang diambil adalah pengembangan bisnis infrastruktur. GGRM telah membangun Bandar Udara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, dan tengah menjajaki pembangunan jalan tol. “Diversifikasi bisnis menjadi strategi yang tepat untuk mendongkrak kinerja di tengah tantangan yang dihadapi sektor rokok,” ungkap Nafan.
Rekomendasi Investasi: Wait and See
Melihat kondisi ini, Nafan merekomendasikan untuk bersikap wait and see terhadap saham GGRM. Hingga akhir perdagangan hari ini (31/7), saham GGRM melemah 2,78% atau turun 450 poin ke level 15.750. Secara year-to-date (YTD), saham GGRM terkoreksi sebesar 22,51%.
Data Keuangan Semester I-2024
Laporan keuangan GGRM yang dirilis pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada semester I 2024 sebesar Rp 925,51 miliar, turun drastis 71,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp 3,28 triliun. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh turunnya penjualan dan pendapatan GGRM sebesar 10,45% menjadi Rp 50,01 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan Rp 55,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Komposisi Pendapatan GGRM
Pendapatan GGRM masih didominasi oleh penjualan rokok sebesar Rp 49,44 triliun. Pendapatan dari kertas karton mencapai Rp 472,63 miliar dan pendapatan lainnya sebesar Rp 103,40 miliar. Beban pokok perusahaan juga mengalami penurunan 6,17% menjadi Rp 44,95 triliun pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan Rp 47,91 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bruto GGRM pada semester I 2024 mencapai Rp 5,06 triliun, turun 36,19% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Baca juga: Janji Donald Trump dalam Bitcoin Conference 2024: Harapan Baru bagi Investor Kripto
Total Aset dan Liabilitas
Total aset GGRM pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp 87,74 triliun, turun 5,09% dibandingkan akhir Desember 2023. Sementara itu, total ekuitas perusahaan naik tipis 1,5% menjadi Rp 61,78 triliun, dan total liabilitas turun 17,8% menjadi Rp 25,95 triliun.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada semester pertama tahun 2024 menunjukkan adanya tantangan signifikan, terutama dari penurunan daya beli masyarakat dan perubahan pola konsumsi rokok. Namun, dengan strategi diversifikasi bisnis yang diterapkan, GGRM berupaya untuk mengatasi tantangan tersebut dan meningkatkan kinerja di masa depan. Investor disarankan untuk memantau perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.